Rahmatul Hadi |
Wacana pemotongan gaji keuchik dan aparatur gampong tahun 2021 oleh Pemkab Bireuen telah melahirkan polemik di berbagai kalangan khususnya para keuchik di Kabupaten Bireuen.
Keuchik Gampong Cot bada Baroh kecamatan Peusangan, yang juga anggota pengurus APDESI Kabupaten Bireuen bidang kaderisasi, Rahmatul Hadi, S.Pd.I menyatakan mendukung apa yang di sampaikan oleh Ketua Apdesi Kabupaten Bireuen Bahrul Fazal yang menolak wacana pemotongan jerih aparatur gampong oleh Pemkab Bireuen.
Pandemi Covid-19 yang terus meluas di mana Bireuen sendiri telah masuk zona merah dan telah berdampak pada rusaknya perekonomian masyarakat dan secara khusus keuchik juga mengalami dampak yang sama.
Anehnya sejauh ini para keuchik tidak diizinkan menerima bantuan apapun dari pemerintah terkait Covid-19.
"Tentunya kondisi ini akan memperparah perekonomian para keuchik yang memiliki kewajiban melayani masyarakat sementara keuchik dilarang menerima bantuan dari pemerintah, selain dari honor yang telah ditetapkan," kata Keuchik Cot Bada Baroh, Rahmatul Hadi.
Menurut Keuchik, kondisi ini akan semakin parah apabila jerih keuchik yang sedikit itu kononnya akan dipangkas oleh kebijakan Bupati Bireuen yang sangat tidak populis.
"Karena itu saya sebagai salah seorang keuchik di Kabupaten Bireuen mendesak bupati agar mengevaluasi kembali wacana pemotongan jerih tersebut. Jika pun aksi pemotongan benar-benar mendesak saya menyarankan agar pemotongan itu dilakukan pada tunjangan anggota dewan, tunjangan kepala dinas atau pun tunjangan bupati sendiri," lanjut keuchik muda yang akrab disapa Rahmat ini.
"Saya juga berharap kepada seluruh Keuchik dan aparatur gampong untuk merapatkan barisan dalam rangka menolak wacana Pemkab Bireuen tentang pemotongan jerih perangkat yang bukannya memulihkan perekonomian akibat covid tapi justru ingin memangkas jerih keuchik dan aparatur gampong yang tidak seberapa," tutup Rahmat.
0 Komentar